Monday 25 June 2007

'Menembus Keterbatasan'

Kutu anjing adalah binatang yang mampu melompat 300 kali tinggi tubuhnya.
Namun, apa yang terjadi bila ia dimasukkan ke dalam sebuah kotak korek api
kosong, lalu dibiarkan di sana selama satu hingga dua minggu?
Hasilnya, kutu itu sekarang hanya mampu melompat setinggi kotak korek api
saja!
Kemampuannya melompat 300 kali tinggi tubuhnya tiba-tiba hilang.
Ini yang terjadi.
Ketika kutu itu berada di dalam kotak korek api, ia mencoba melompat
tinggi.
Tapi ia terbentur dinding kotak korek api.
Ia mencoba lagi dan terbentur lagi.
Terus begitu sehingga ia mulai ragu akan kemampuannya sendiri.
Ia mulai berpikir, "Sepertinya kemampuan saya melompat memang hanya
segini."
Kemudian loncatannya disesuaikan dengan tinggi kotak korek api.
Aman. Dia tidak membentur.
Saat itulah dia menjadi sangat yakin, "Nah benar kan? Kemampuan saya memang
cuma segini. Inilah saya!"
Ketika kutu itu sudah dikeluarkan dari kotak korek api, dia masih terus
merasa bahwa batas kemampuan lompatnya hanya setinggi kotak korek api.
Sang kutu pun hidup seperti itu hingga akhir hayat.
Kemampuan yang sesungguhnya tidak tampak.
Kehidupannya telah dibatasi oleh lingkungannya.

Sesungguhnya di dalam diri kita juga banyak kotak korek api.
Korek api juga bisa berbentuk kondisi tubuh yang kurang sempurna, tingkat
pendidikan yang rendah, kemiskinan, usia, dan lain sebagainya.
Bila semua itu menjadi kotak korek api maka akan menghambat prestasi dan
kemampuan Anda yang sesungguhnya tidak tercermin dalam aktivitas
sehari-hari.
Bila potensi Anda yang sesungguhnya ingin muncul, Anda harus take action
untuk menembus kotak korek api itu.

Lihatlah Ucok Baba, dengan tinggi tubuh yang di bawah rata-rata ia mampu
menjadi presenter di televisi.
Anda pun pasti kenal Helen Keller. Dengan mata yang buta, telinga yang tuli
dan mulut yang "gagu" dia mampu lulus dari Harvard University.
Bill Gates tidak menyelesaikan pendidikan sarjananya, namun mampu menjadi
"raja" komputer.
Andre Wongso, tidak menamatkan sekolah dasar namun mampu menjadi motivator
nomor satu di Indonesia.
Contoh lain adalah Meneg BUMN, Bapak Sugiharto, yang pernah menjadi seorang
pengasong, tukang parkir dan kuli di pelabuhan.
Kemiskinan tidak menghambatnya untuk terus maju. Bahkan sebelum menjadi
menteri beliau pernah menjadi eksekutif di salah satu perusahaan ternama.
Begitu pula dengan Nelson Mandela. Ia menjadi presiden Afrika Selatan
setelah usianya lewat 65 tahun.
Kolonel Sanders sukses membangun jaringan restoran fast food ketika usianya
sudah lebih dari 62 tahun.
Nah, bila Anda masih terkungkung dengan kotak korek api, pada hakekatnya
Anda masih terjajah.
Orang-orang seperti Ucok Baba, Helen Keller, Bill Gates, Andre Wongso,
Sugiharto, dan Nelson Mandela adalah
orang yang mampu menembus kungkungan kotak korek api.
Merekalah contoh sosok orang yang merdeka, sehingga mampu menembus berbagai
keterbatasan.
BREAK YOUR BORDER . . . . TOUCH THE SKY . . . . !!!